Perihal Ulang Tahun

Jarum pendek berdiri tepat di angka sebelas, sedangkan jarum panjangnya berada di kanan angka lima. Berarti, lebih kurang tiga puluh lima menit lagi usiaku bertambah.

Slurp.

Kuseruput nescafe hangat yang larut bersama dua sendok gula yang sedari tadi kuaduk berkali-kali. Kutemukan dua kebahagiaan kecil dari kopi malam ini: aroma yang menghangatkan dan rasa yang menenangkan.

Entah, ulang tahun bukan lagi menjadi sesuatu yang kutunggu seperti biasanya. Seperti berharap diberi ucapan, doa-doa yang kuaminkan, hingga kejutan kecil dari keluarga dan teman terdekat. Entah, kali ini makna ulang tahun lebih dari itu.

Ulang tahun mengingatkan−atau tepatnya menegurku−terhadap banyak hal. Tiga di antaranya yang terpenting ialah berkurangnya jumlah usia, bertambahnya beban hidup, juga harus menuntaskan segala resolusi hidup yang kuinginkan.

Di usiaku yang semakin berkurang: hal penting apa yang telah kulakukan? Apakah ada di antaranya yang membanggakan orangtua, keluarga, dan teman di sekitar? Apakah aku telah mengikuti segala perintah Tuhan dan meninggalkan larangan-Nya? Dan yang terpenting: banggakah aku dengan diriku sendiri?

Pada beban yang semakin bertambah: apakah aku telah cukup bijak dalam menghadapi dan memutuskan masalah? Apakah aku mampu menanggung segala perbuatan? Apakah aku sudah siap dengan problem kehidupan yang semakin kompleks?

Untuk segala resolusi yang telah tertulis: apakah semuanya dapat kuwujudkan di saat aku nyaman dengan bermalas-malasan? Akankah semuanya berjalan mulus ketika semangatku hanya menggelora di awal dan memadam di pertengahan? Akankah aku tumbuh dan berkembang hanya dengan tulisan-tulisan yang kutulis di setiap potongan kertas kecil yang kugulung dan kusimpan di dalam kotak Resolusi Hidup tanpa benar-benar merealisasikannya?

Ya, momen ini membimbingku menjadi aku yang bukan sekadar “aku”. Aku yang lain. Pada sosok yang sama namun substansi yang sedikit berbeda: lebih baik, terbentuk, dan terarah.

***

Nescafe hangat di genggamanku tersisa setengah dan seakan menggoda untuk segera dihabiskan. Suara seruputanku beradu dengan bunyi detak langkah jarum jam yang memenuhi kamar tidurku.

Tik-Tik-Tik.

Kulihat jarum pendek dan panjang yang tadi terpisah 190° telah menyatu. Alhamdulillah, kini usiaku genap delapan belas tahun. Handphone yang sedari tadi senyap mulai bergetar; ucapan selamat mulai bermunculan.

Kuucapkan, selamat ulang tahun untuk aku dan siapa pun yang merayakannya hari ini. Tidak ada salahnya merenungi dan memperbaiki diri. Semoga kita menjadi seseorang yang lebih baik lagi!

***

Indekos Blok H-25 malam ini sepi, lebih sepi dibanding biasanya. Seakan memberiku ruang untuk lebih mengakrabi usia dan waktu.

 

Yogyakarta, 27 Maret 2016

Leave a Comment